Seberapa Pentingkah Ukuran Penis

Pandangan umum dan opini publik yang diterbitkan melalui berbagai media, khususnya opini para wanita, mereka menilai bahwa kecemasan pria terhadap ukuran penisnya hanyalah merupakan suatu sikap kekanak-kanakan. Mereka menilai jika pria beranggapan bahwa ukuran penis yang besar merupakan suatu kebanggan, sama halnya dengan anak laki-laki berusia delapan tahun yang membanggakan dirinya jika ia keluar sebagai pemenang dalam perlombaan mengeluarkan pancaran urine terpanjang. Pendapat seperti ini sepenuhnya adalah salah.

Opini publik tersebut umumnya mengacu kepada sikap meremehkan terhadap pernyataan kecemasan pria akan ukuran penis mereka. Sebagai contoh adalah pernyataan berikut yang dilontarkan oleh seorang penasehat masalah seks yaitu Ruth Westheimer yang dikutip dari cerita sampul majalah TIME pada 4 Mei 1998, Viagra: "Walaupun seorang pria mampu melakukan ereksi yang panjangnya dari lantai hingga ke langit-langit dan dapat bertahan dalam posisi tersebut selama berjam-jam, tetap tidak akan dapat menyenangkan seorang wanita jika pria tersebut tidak mengetahui apa-apa mengenai cara berhubungan seks". Pernyataan seperti ini merupakan cemooh terhadap masalah yang serius.

Tentu saja, pada akhirnya semua terapis seks dapat saja mengatakan kepada pria yang tidak dapat melakukan ereksi sebagaimana mestinya atau pria dengan ukuran penis yang kecil bahwa hal tersebut merupakan hiburan dalam melakukan hubungan.

Sejauh ini kita telah membicarakan bagaimana opini publik yang dipublikasi oleh berbagai media mengenai tanggapan terhadap pentingnya ukuran suatu penis. Opini tersebut mungkin sangat berbeda dengan kebanyakan opini masyarakat secara pribadi. Sebahagian besar media publikasi di AS dulunya (atau mungkin sampai sekarang) memiliki slogan yang berbunyi, "Semua berita layak cetak", bukan semua berita yang dicetak adalah benar.

Sampai saat ini masyarakat belum siap untuk menerima opini atau informasi apapun mengenai kekhawatiran terhadap ukuran penis yang tidak sesuai ataupun parameter kemampuan erektil alat kelamin, kecuali opini tersebut hanyalah sebagai lelucon terhadap kekhawatiran akan hal ini.

Maaf jika saya berpendapat lain, tetapi ukuran dan parameter lainnya terhadap alat kelamin ini menjadi masalah. Jika pria tidak merasa khawatir terhadap ukuran, ketegangan, tenaga yang dimiliki saat melakukan hubungan, dan hal lain yang terkait dengan ini, berarti ia tidak belajar dari pengalaman pribadi bahwa hal-hal tersebut penting untuk diperhatikan.

Berbicara mengenai fantasi dan pengalaman-pengalaman seksual pada masa yang lalu dapat memperkaya khazanah kehidupan seks seseorang. Sebenarnya para terapi seks menganjurkan kepada pasangan untuk saling membicarakan hal tersebut. Kini, ketika pria terlibat dalam pembicaraan seks dengan pasangan wanitanya, banyak pria akan dihadapkan pada fantasi seks wanita yang menganggap bahwa organ kelamin pria dengan ukuran yang besar akan lebih berperan dalam mekakukan hubungan seks. Bukanlah merupakan hal yang umum jika fantasi seks wanita berpusat pada organ kelamin yang cacat, berukuran kecil, ataupun lemah.

Mungkin ada benarnya bahwa sebahagian besar wanita yang mengalami orgasme, mereka dapat merasakannya pada klitoral (organ sensitif wanita yang terlihat didepan persimpangan labia minora didalam vulva) mereka. Pembahasan ataupun diskusi umum mengenai hal ini telah banyak diselenggarakan dan ternyata dari hasil terebut, sejumlah penulis bahkan mengklaim bahwa orgasme vaginal itu tidaklah ada.

Pengalaman pribadi saya mengindikasikan bahwa lebih dari 90% atau bahkan lebih dari 95% wanita lebih mudah mencapai orgasme melalui rangsangan klitoral. Lebih sedikit wanita yang menyukai rangsangan vaginal untuk mencapai orgasme, walaupun ada juga wanita yang dapat mencapai orgasme hanya melalui rangsangan vaginal. Dalam hal ini, ukuran penis yang sesuai, ketegangannya, dan kecukupan tenaga yang dimiliki merupakan sarana yang mutlak untuk mencapai orgasme. Teknik-teknik dalam melakukan hubungan seksual selanjutnya dapat dipelajari berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan, hal ini hanyalah sebahagian aspek kecil dalam melakukan hubungan.

Walaupun wanita dapat mencapai orgasme melalui rangsangan klitoral, tetapi penis yang besar dan keras memiliki pengaruh yang kuat terhadap fantasi wanita dalam melakukan hubungan. Rangsangan mungkin saja terletak pada klitoral, tetapi fantasi merupakan suatu kebutuhan mutlak untuk mencapai rangsangan klitoral sehingga suatu orgasme yang berhasil mungkin dapat dikatakan masih berpusat pada penembusan organ sensitif wanita, dan biasanya penembusan tersebut dilakukan oleh organ vital yang besar.

Para terapis merekomendasikan kepada pasangan yang datang untuk berkonsultasi agar melakukan pembicaraan seksual kepada pasangannya sehingga dapat memperkaya khazanah kehidupan seks mereka. Bagi kebanyakan pria, melakukan hal ini seperti mengalah dalam perang. Mereka akan mengetahui kekurangan-kekurangan dirinya begitupula halnya dengan kelemahan organ seks mereka, dan hal ini akan memicu rasa rendah diri mereka.

Tetapi anda tidak perlu khawatir akan hal ini karena ukuran penis, ketegangan penis saat berereksi, dan asupan tenaga saat melakukan hubungan dapat ditingkatkan dan dikembangkan.

Viagra merupakan pilihan yang tepat untuk membantu ketegangan penis saat berereksi. Viagra tidak hanya untuk penderita diabetes berusia 50 tahun atau penderita prostat berusia 60 tahun, mereka yang berusia 25 tahun pun dapat merasakan manfaat Viagra dalam dosis kecil. Tetapi biasanya mereka yang masih berusia muda akan mengalami kesulitan untuk memperoleh Viagra yang diresepkan dari dokter.

Merupakan suatu opini yang kuat bagi saya bahwa di alam juga terdapat pria dengan parameter penis yang kurang ideal untuk memuaskan kaum wanita dalam hal ini ketegangan alat kelamin dan asupan tenaga yang cukup pada saat melakukan hubungan, demikian juga dengan ukuran penis yang kurang sesuai.

Paling tidak, terdapat rasa khawatir pada sebagian pria terhadap ketegangan alat kelamin dan tenaga yang dimiliki saat berhubungan meskipun kebanyakan pria memiliki bentuk kelamin yang baik pada usia antara 20 dan 30 tahun, maka cukup beralasan jika sejumlah pria mencoba untuk memperbaiki fungsi seksualnya pada usia yang lebih lanjut, meskipun jelas diketahui bahwa seluruh pria akan berkurang kemampuan seksualnya ataupun ketidakidealan alat kelamin yang disebabkan oleh faktor-faktor keturunan seiring dengan bertambahnya usia.

Evolusi mungkin telah memberikan pengaruhnya dalam membantu mempercepat pertukaran generasi. Maka untuk membatasi kemampuan reproduksi pada wanita, terjadilah menopause (pada wanita yang berusia lanjut) sedangkan impotensi dialami oleh para pria sehingga dengan keadaan tersebut akan mengakibatkan adaptasi yang lebih cepat terhadap perubahan lingkungan.

Pandangan yang menyatakan bahwa gejolak gairah seksual merupakan suatu kekuatan yang besar dalam proses peradaban manusia, telah diterima secara luas dalam kehidupan masyarakat. Pernyataan tersebut cukup beralasan jika diasumsikan kepada pria yang tidak dapat menerima kekurangan yang dimilikinya dalam hal seksual (ukuran atau ketegangan alat kelamin yang tidak mencukupi), mereka akan lebih merasa terganggu dengan keadaan dirinya daripada mereka yang bersyukur dan yakin bahwa alat kelaminnya ataupun fungsi seksualnya baik-baik saja meskipun sebenarnya tidak demikian. Dengan kata lain berarti mereka yang memiliki ukuran penis yang lebih kecil dan tidak membiarkan keadaan tersebut begitu saja, dapat menjadi seniman ataupun ilmuan yang lebih baik dalam mengatasi hal ini.

Dengan demikian maka gejolak gairah seksual dapat bermanfaat dalam pertarungan untuk meraih posisi yang lebih tinggi didalam hirarki masyarakat, sehingga mereka yang memiliki gejolak yang kuat akan lebih banyak berpikir bagaimana mengatasi hal tersebut. Untuk itu, mereka yang lebih banyak berpikir akan lebih banyak belajar; mereka yang lebih banyak belajar akan lebih pintar; mereka yang lebih pintar maka nantinya akan berada pada hirarki sosial yang lebih tinggi, selanjutnya mereka yang berada pada hirarki sosial yang lebih tinggi akan lebih memiliki kesempatan untuk menghasilkan keturunan yang lebih baik. Karena itu evolusi dapat membantu mereka yang memiliki gejolak gairah seksual yang kuat tetapi mengalami keterbatasan fisik atau keterbatasan untuk mengekspresikan gairah seksual mereka. Inilah mengapa secara paradoks dalam peradaban masyarakat, pria dengan penis yang kurang memadai baik ukuran maupun fungsinya dalam hal memuaskan wanita kemungkinan akan lebih berpeluang memiliki keturunan daripada mereka yang memiliki ukuran penis yang besar dan dengan fungsi yang baik pula.

Sebagaimana halnya Viagra yang berhasil mengungguli alam dalam membantu ketegangan penis ketika melakukan ereksi, begitupula dengan olahraga penis yang disajikan dalam buku ini sehingga dapat menambah ukuran penis beberapa sentimeter baik pada saat organ kelamin dalam keadaan lemah maupun dalam keadaan tegang.

kali ini gw ngambil dari ; http://penis-besar.com/

0 komentar: